Hamdhani blog

Dalam pendakian ke gunung salak terutama ke puncak salak 1, dan kawah ratu ada 2 pintu masuk yang resmi yaitu dari Cidahu daerah kabupaten Sukabumi dan Gunung Bunder daerah kabupaten Bogor. selain dari 2 pintu masuk tersebut ada pula jalur lain yang dilalui oleh para pendaki untuk menuju ke puncak salak 1, puncak salak 2, atau kawah, dan jalur tersebut diantaranya adalah :

JALUR CANGKUANG CIDAHU MENUJU PUNCAK SALAK 1

Bagi pengunjung dari Jakarta naik bus jurusan Sukabumi atau kereta api jurusan bogor dan dari Bogor naik kereta jurusan Sukabumi turun di Cicurug. Dari Cicurug naik angkot jurusan Cidahu.dan di bawah ini adalah waktu yang dibutuhkan dari Bumi perkemahan Cidahu menuju puncak salak 1.

1. dari Bumi perkemahan Cidahu ke Shelter (pos / tempat peristirahatan) I dibutuhkan waktu 1 jam
2. dari Shelter I ke Shelter II dibutuhkan waktu 1 jam
3. dari Shelter II ke Shelter III dibutuhkan waktu 1 jam
4. dari Shelter III ke Shelter IV dibutuhkan waktu 1 jam
5. dari Shelter IV ke Shelter V dibutuhkan waktu 1 jam
6. dari Shelter V ke Shelter VI dibutuhkan waktu 1 jam
7. dari Shelter VI ke Shelter VII dibutuhkan waktu 1 jam
8. dari Shelter VII ke Puncak dibutuhkan waktu 30 menit

dari Bumi perkemahan Cidahu menuju puncak salak 1 membutuhkan waktu sekitar 7,5 jam.

JALUR CANGKUANG CIDAHU MENUJU KAWAH RATU

Jalur menuju kawah ratu pun sama saja dari pos awal sampai pos IV namun pada pos IV ada 2 lalur yaitu ke puncak salak 1 (kanan) dan kekawah ratu (kiri) dan disini pilih ke kiri yaitu menuju kekawah ratu.

1. darii Bumi perkemahan Cidahu - Shelter I dibutuhkan waktu 1 jam
2. dari Shelter I ke Shelter II dibutuhkan waktu 1 jam
3. dari Shelter II ke Shelter III dibutuhkan waktu 1 jam
4. dari Shelter III ke Shelter IV dibutuhkan waktu 1 jam
5. dari Shelter IV ke Kawah Ratu dibutuhkan waktu 1 jam

dari Bumi perkemahan Cidahu menuju kawah ratu membutuhkan waktu sekitar 5 jam.

Kawah yang memiliki luas sekitar 30 hektar ini terdiri 3 kawah yaitu Kawah Ratu (paling besar), Kawah Mati I, dan Kawah Mati II. Meskipun kedua kawah ini sudah tidak aktif lagi namun memiliki ketinggian yang hampir sama. Kawah Ratu memiliki ketinggian sekitar 1.338 m dpl, Kawah Mati I yang terletak di utara memiliki ketinggian sekitar 1.330 m dpl, sedangkan Kawah Mati II yang berlokasi di bagian selatan memiliki ketinggian sekitar 1.335 m dpl.

JALUR PASIR REUNGIT (GUNUNG BUNDER) MENUJU KAWAH RATU - PUNCAK SALAK 1

Dari gunung bunder ini akan sampai ke kawah ratu terlebih dahulu karena daerahnya lebih dekat dengan kawah ratu, dan bagi para pendaki yang akan mencapai puncak salak 1 maka setalah mencapai kawah ratu harus mencapai Shelter IV dan puncak salak 1, dan dibawah ini adalah alur rutenya :

1. bagi pengunjung dari jakarta untuk sampai di wana wisata Gunung Bunder bisa naik bis atau kereta jurusan bogor dan dari Stasiun Bogor menuju Cibatok dengan angkot jurusan Lewiliang.
2. dari Cibatok menuju Wana Wisata Gunung Bunder naik angkot, namun terkadang angkotnya tidak sampai ke tempat tujuan karena memang jaraknya cukup jauh.
3. lalu dari Cibatok ke Wana Wisata Gunung Bunder bila naik angkot kira-kira 3 jam.
4. dari Wana Wisata Gunung Bunder ke Curug Ngumpet.
5. dari Curug Ngumpet menuju Kawah Ratu Waktu yang ditempuh sekitar 2 jam.
6. kemudian dari Kawah Ratu ditempuh kira-kira 30 menit menuju Shelter IV untuk menuju Puncak Salak I.

JALUR GIRI JAYA ( CISAAT – CICURUG ) MENUJU PUNCAK SALAK 1

1. Cicurug (Jakarta -Sukabumi)
2. Cisaat
3. Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu
4. Gapura pintu masuk Gn. Salak
5. Kebun dan Persawahan
6. Hutan
7. Makam Pangeran Santri
8. Shelter VII
9. Puncak Gunung Salak 1

JALUR CURUG NANGKA MENUJU PUNCAK SALAK II

1. bagi pengunjung dari jakarta bisa naik bus jurusan Sukabumi atau kereta api jurusan bogor dan dari Bogor naik angkot jurusan BTM dan turun di BTM setelah itu naik angkot lagi jurusan loa atau gunung malang dan turun di Curug Nangka.
2. Setelah sampai di Curug Nangka untuk sampai pintu masuk harus berjalan kaki dan menempuh perjalanan sekitar 30 menit.
3. dari pintu masuk sampai objek wisata Curug Nangka dapat ditempuh selama 15 menit.
4. Perjalanan dari Curug Nangka menuju puncak dapat ditempuh selama 6 jam.

dan apabila sampai maka daerahnya berupa tempat datar yang di tengahnya ada tugu dengan tulisan Pilar Salak.

1. Penyedia kebutuhan manusia seperti :pohon di hutan sebagai penghasil Oksigen (O2) untuk manusia bernafas. pohon di hutan digunakan sebagai kayu yang dijadikan rumah namun sekarang hanya boleh di ambil di hutan produksi saja bukan di hutan lindung. hutan sebagai penghasil obat karena sebagian besar bahan - bahan untuk obat - obatan yang ditemukan oleh para ahli berasal dari hutan, dll.
2. Mencegah bencana alam : akibat hutan yang ditebang secara tidak resmi (ilegal logging) maka bencana pertama yang terjadi adalah tanah di sekitar hutan yang ditebang tersebut akan longsor. lalu terjadi banjir karena air hujan yang turun tersebut tidak ada yang menahannya semula yang mampu menahannya adalah akar dari pohon. dan setelah itu bencana yang terjadi adalah kekeringan, disini yang akan banyak mengalami kerugian adalah para warga yang rumahnya dilereng gunung namun yang sangat banyak merasakan kerugian dari bencana ini adalah para petani yang memiliki kebun yang berada di sekitar lereng bukit atau gunung karena terjadi kekeringan maka kerugian yang akan mereka dapatkan adalah gagal panen. dll.
3. Penyedia air : mengapa hutan sebagai penyedia air? karena 1 pohon mampu menampung air sebanyak 1 buah ember sedang, jadi jika di daerah tersebut masih banyak terdapat banyak pohon, maka air yang di dalamnya pun pasti banyak, namun jika di daerah tersebut terdapat sedikit pohon maka dapat dipastikan air yang terkandung didaerah tersebut adalah sedikit.
4. Penyerap Karbon DiOksida / absorber Co2 : salah satu langkah nyata untuk mengurangi efak dari rumah kaca yang menyebabkan bumi ini semakin panas adalah dengan menanam pohon, karena dari proses fotosintesis pohon mampu menyerap Co2 sebagai makanan mereka dan mengeluarkan berupa zat Oksigen (O2) dan suatu zat yang manis yang sangat berguna bagi manusia yaitu buah.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjaga hutan dan alam kita yang indah ini, karena hutan ini bukan hanya milik kita saja tetapi milik anak cucu kita dimasa mendatang, salam lestari.....

di bawah ini adalah jembatan canopy yang panjangnya sekitar 15 meter

ini adalah basecamp relawan dari resort salak 1

Di dalam kawasan resort salak 1 ini terdapat lembaga swadaya masyarakat suaka elang yang mempunyai misi menyelamatkan raptor (burung pemangsa) yang hampir punah, di dalam kawasan ini terdapat 3 kandang yang diperuntukan untuk burung pemangsa yang akan di rehabilitasi untuk dilestarikan. dibawah ini adalah kandang transit yaitu kandang awal dari burung masuk yang akan di rehabilitasi.

ini adalah elang ular bido yang terdapat di kandang transit ini, elang jenis ini termasuk kedalam elang yang terancam punah.

ini adalah kandang rehab, elang yang disini adalah elang yang disiapkan untuk di rilis (lepas liarkan) ke alam liar dan orang yang boleh masuk ke dalam kandang ini hanya kepeer(sebutan untuk pemberi makan elang) elang saja, agar elang terbiasa dengan tidak berhadapan langsung dengan manusia dan elang yang disini diberi makan marmut yang masih hidup tujuan dari kepeer elang memberikan makanan elang yang masih hidup agar elang ini apabila telah dirilis maka elang ini bisa bertahan hidup dialam bebas dan tidak tertangkap oleh manusia.

elang yang terdapat dalam kandang ini adalah elang jawa(spizaetus bartelsi), yaitu elang asli yang berasal dari pulau jawa yang disebutkan sebagai lambang negara Indonesia yaitu garuda, populasi elang ini diperkirakan hanya tinggal 600 ekor dialam bebas.

ini adalah kandang display kandang yang digunakan sebagai sarana pembelajaran langsung untuk penelitian, pengetahuan tentang elang dan elang yang disini adalah elang yang kondisinya tidak dapat dilepas liarkan ke alam bebas karena kondisi elang yang disini telah mengalami kecacatan yang disebabkan oleh manusia, namun ada pula elang yang berubah perilaku menjadi agresif, dan apabila elang menjadi agresif setelah melihat manusia maka elang itu akan dipindahkan kedalam kandang rehab yang nantinya akan dirilis, didalam kandang ini terdapat 4 elang yaitu 1 ekor elang varia, 2 ekor elang ular bido, 1 ekor elang migran.

dibawah ini adalah elang varia yang tidak dapat dirilis yang sedang menikmati makan siangnya.

ini adalah elang ular bido(spilornis cheela) yang kondisi sayapnya dipatahkan oleh manusia sehingga menyebabkan elang ini tidak dapat terbang bebas.

di bawah ini adalah elang brontok(spizaetus cirrhatus), elang jenis ini pun termasuk dalam kategori hampir punah.

ini pun sama jenisnya dengan foto yang diatas yaitu elang ular bido yang sedang menikmati makan siangnya.

pelaturan di dalam kawasan

didalam kawasan ini yang tak kalah menariknya adalah tempat berkemah (camping ground) yang dikelilingi oleh pohon pinus dan udara disini sangat sejuk. lokasi ini dapat menampung sekitar 30 buah tenda dan bagi para pecinta alam, pramuka atau organisasi apapun yang suka akan berkemah namun tak ingin melalui medan yang extrema bisa berkemah disini dan Fasilitas yang bisa dipakai antara lain MCK,Penerangan (listrik.)

Curug Cibadak merupakan salah satu objek utama dari kawasan Ekowisata resort salak 1. Air terjun ini memiliki cabang - cabang yang mengalir dari hulu ke hilir yang biasa disebut oleh masyarakat sekitar sebagai Curug Jingkrang. Kegiatan wisata susur sungai ini dapat dilakukan dengan penyusuran di sepanjang aliran sungai dari hulu ke hilir Curug Cibadak. Kondisi areal yang berbatu - batu, terjal dan licin merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pengunjung yang senang akan petualangan. Pada pelaksanaannya, pengunjung akan didampingi oleh tenaga ahli pemandu.

Pada tahun 2003 atas dasar SK Menteri Kehutanan No.175/Kpts-II/2003, kawasan hutan BTN Gunung Halimun diperluas, ditambah dengan kawasan hutan-hutan Gunung Salak, Gunung Endut dan beberapa bidang hutan lain di sekelilingnya, yang semula merupakan kawasan hutan di bawah pengelolaan Perum Perhutani. Sebagian besar wilayah yang baru ini, termasuk kawasan hutan Gunung Salak di dalamnya, sebelumnya berstatus hutan lindung. Namun kekhawatiran atas masa depan hutan-hutan ini, yang terus mengalami tekanan kegiatan masyarakat dan pembangunan di sekitarnya, serta harapan berbagai pihak untuk menyelamatkan fungsi dan kekayaan ekologi wilayah ini, telah mendorong diterbitkannya SK tersebut. Dengan ini, maka kini namanya berganti menjadi Balai Taman Nasional Gunung Halimun – Salak, dan luasnya bertambah menjadi 113.357 ha.

ini adalah makam mbah salak makam yang berada di puncak salak 1, dan orang banyak yang melakukan ziarah disini

selalu membuat udara dingin menjadi bagian yang tak terpisahkan dari suasana alamnya.

Kawah yang memiliki luas sekitar 30 hektar ini terdiri 3 kawah yaitu Kawah Ratu (paling besar), Kawah Mati I, dan Kawah Mati II. Meskipun kedua kawah ini sudah tidak aktif lagi namun memiliki ketinggian yang hampir sama. Kawah Mati I yang terletak di utara memiliki ketinggian sekitar 1.330 m dpl, sedangkan Kawah Mati II yang berlokasi di bagian selatan memiliki ketinggian sekitar 1.335 m dpl.