Realita kereta

Kereta api merupakan alat tranportasi yang mampu menampung banyak penumpang, dalam artikel kali ini saya akan membahas situasi saat di keret...

Kereta api merupakan alat tranportasi yang mampu menampung banyak penumpang, dalam artikel kali ini saya akan membahas situasi saat di kereta listrik (KRL) Bogor - Jakarta. Kereta yang beroperasi ada 3 jenis yaitu : Pakuan AC, Ekonomi AC, dan Ekonomi non AC atau Ekonomi biasa.


















Yang pertama saya akan bahas KRL Pakuan AC.

Kereta listrik pakuan ac, disebut juga kereta Eksekutif karena karcis kereta ini lebih mahal dari kereta ekonomi ac dan kereta ekonomi non ac atau kereta ekonomi biasa, mengapa karcis kereta berhenti di stasiun tertentu saja, contoh KRL pakuan ac yang berangkat dari stasiun bogor dan berhenti di stasiun bojong gede, depok baru, gambir langsung stasiun Jakarta kota. Karena itulah karcisnya agak mahal dan rata-rata yang naik adalah mereka yang bekerja di perkantoran atau instansi-instansi khusus, dan karena berhenti di statsiun tertentu saja, tentu penumpang kereta api ini pun tidak terlalu banyak, ini lebih mahal dari karcis kereta Ekonomi AC, dan Ekonomi non AC karena kereta ini


















para petugas pun senantiasa mengontrol karcis penumpangnya, jadi pelayanan di kereta api ini cukup memuaskan.


Kereta listrik Ekonomi ac yang berhenti di setiap stasiun kecuali stasiun gambir tapi ada juga kereta ekonomi ac yang berhenti sampai stasiun gambir saja, kereta itu juga di sebut kereta bisnis, karena harganya yang lebih murah dari harga karcis KRL Pakuan ac, tetapi lebih mahal dari harga karcis ekonomi non ac atau ekonomi biasa, untuk pelayanan disini pun hampir sama dengan KRL Pakuan ac, petugas PT. KAI memeriksa karcis penumpangnya, tetapi jika di dalam rangkaian sudah sangat penuh akan penumpang maka petugas pun enggan memeriksa karcis penumpangnya. jika dalam perjalanan KRL Ekonomi biasa yang berangkat dari stasiun Jakarta menuju bogor terdapat masalah maka distasiun depok lama penumpangnya akan pindahkan dari KRL ekonomi non ac ke KRL ekonomi ac, maka akibatnya jumlah penumpang di KRL Ekonomi ac akan kelebihan muatan dan akhirnya pintunya pun tak bisa di tutup karena terlalu penuhdengan penumpang. Dan jika sudah terjadi hal demikian kadang di stasiun citayam pintu kereta tidak bisa di buka semuanya hanya bebrapa saja yang bisa dibuka, maka akibatnya penumpang yang ingin turun si stasiun itu marah – marah dan menyikuti penumpang yang lain yang ada disekitarnya sembari keluar rangkain kereta, itulah realita.


























Kereta listrik non ac / krl ekonomi biasa, para penumpang di krl ini beraneka ragam dari pencopet hingga pejabat, dari pedagang, peminta – minta, pelajar mahasiswa, dosen semua ada di krl ini termasuk saya, dalam krl ini jika sudah sangat penuh akan penumpang maka para penumpang yang nekat akan naik lalu duduk diatas kereta, lalu mengobrol dengan temannya atau teriak – teriak yang tidak jelas,



















ada pula diantara penumpang nekat ini yang jika sudah sampai stasiun berikutnya mereka ini menggodai para wanita, Saya pun terkadang terheran melihat para penmpang nekat ini, karena diantara mereka ada yang masih pelajar smp bahkan pelajar sd atau anak kecil yang biasa bermain – main di atas kereta atau yang diam diantara penghubung gerbong,



























padahal banyak contoh yang tak mengenakan dari perbuatan nekat itu, sudah banyak anak / orang yang tewas akibat tersengat listrik atau orang yang jatuh dari atas kereta, para pamsus dan para pegawai krl pun sudah sering memperingatkan mereka tetapi kejadian itu selalu saja berulang, padahal dalam UU Nomor 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian disebutkan, penumpang yang berada di kabin masinis, atap kereta api, lokomotif, maupun diatas kereta barang bisa dikenai pidana penjara maksimal tiga bulan dan denda Rp 15 juta.
ancaman pidana ini mulai diberlakukan secara resmi bagi pada pengguna kereta api di wilayah jabodetabek. dan
sampai saat ini direktorat jenderal perkeretaapian departemen perhubungan masih sebatas melakukan sosialisasi. tadi tentang para penumpang yang nekat, belum lagi aksi para pencopet yang tega mencopet orang tua, muda, wanita, pria, pelajar, mahasiswa, pegawai bahkan pensiunan pun tega di curi dompetnya, sungguh perbuatan mereka ini sudah sangat meresahkan dan merugikan para penumpang yang lain. Di dalam krl ini para pedagang asongan bebas untuk berjualan dan para penumpang pun senantiasa membelinya, kadang pemandangan memilukan sangat jelas dikereta ini seperti seorang ibu yang berpakaian kotor sedang menyapu kereta api dengan sapu lidinya yang pendek sembari menggendong bayi yang masih merah, sungguh saya merasa kasihan kepada bayi mungil yang masih merah itu, belum lagi seorang nenek yang berjalan ngesot dan celananya itu tidak dijahit melainkan disatukan oleh peniti, dan tak kalah ironinya lagi 2 orang pria buta dan 1 orang wanita buta yang mengamen dari gerbong ke gerbong meminta belas kasian dari para penumpang, sungguh pemandangan memilukan ini membuat ku sedih, anehnya banyak lulusan sarjana tapi semakin banyak lagi orang yang tak mampu, seharusnya semakin banyak lulusan sarjana orang – orang tak mampu di bangsa ini bisa semakin sejahtera. Jika anda memiliki belas kasian yang tinggi dan rasa sosial yang tinggi pasti anda akan terkejut dan terketuk pinti hati anda melihat realita ini, tetapi perlu diwaspadai pula banyak diantara para pengemis itu yang merupakan pengemis terorganisir atau pengemis yang mempunyai bos (semacan preman) dan mereka harus membagi hasil mengemis atau mengamen mereka itu, jadi inilah potret kehidupan yang ada di kereta ekonomi bogor – Jakarta yang kita krap temui apabila kita berpergian menggunakan kereta ekonomi bogor–Jakarta.

(foto – foto yang ada diambil dari google)







You Might Also Like

0 comments