coursework IS
Bahaya Styrofoam
04.42Sebelumnya maaf kalau postingan saya ini repost, saya akan sedikit menjelaskan bahaya Styrofoam bagi kesehatan manusia dan lingkungan serta solusi untuk bahan Styrofoam.
Styrofoam terbuat dari bahan kopolimer styrene yang Berasal dari foamed polysterene (FPS) yang diproses menggunakan Benzena dan pembuatannya ditiup dengan memakai gas chlorofluoro carbon (CFC) dan untuk memperkuat Styrofoam, ditambahkan pula zat butadiene yaitu sejenis karet sintetis, sehingga mampu merubah warna dari putih jernih menjadi putih susu. Agar styrofoam lentur dan awet, ditambahkan pula dengan zat plasticer seperti dioktiptalat (DOP) dan butyl hidroksi tolune (BHT).
Dari pembuatannya pun bisa kita perhatikan bahwa bahan – bahan yang digunakan sangat berbahaya bagi kesehatan kita seperti;
- Styrene berbahaya bagi ibu hamil karena styrene juga bisa berpengaruh pada janin yang dikandungnya
- Dampak jangka panjang dari menumpuknya styrene di dalam tubuh adalah gejala saraf seperti kelelahan,
Dan bahaya – bahaya lain yang ditimbulkan adalah :
- nervous,
- sulit tidur,
- badan menjadi gemetaran,
- menjadi mudah gelisah
- Pada anak akan menyebabkan kanker,
- proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap yang dapat mengganggu pernapasan
- styrene juga menyerang sistem reproduksinya. Kesuburan menurun, bahkan mandul.
- Anak yang terbiasa mengkonsumsi styrene juga bisa kehilangan kreativitas dan pasif.
- Benzena dapat menimbulkan penyakit pada kelenjar tyroid,
- Dibeberapa kasus yang ada, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian.
- jika Benzena masuk kedalam sel - sel darah maka lama- kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. dan akibatnya adalah produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia.
- sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi penyakit.
- Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan.
- Untuk wanita zat ini dapat menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.
Itu adalah sebagian dari bahaya yang ditimbulkan akibat menggunakan Styrofoam, karena jika makanan atau minuman yang panas atau dingin dimasukan kedalam bungkusan Styrofoam otomatis makanan atau minuman yang kita makan akan tercampur dengan bahan – bahan yang ada pada Styrofoam
Dan beberapa survei yang dilakukan terhadap Styrofoam :
Menurut hasil survey yang dilakukan pada tahun 1986 di Amerika, ditemukan 100 persen jaringan lemak orang Amerika mengandung styrene yang berasal dari styrofoam. Bahkan pada penelitian 2 tahun berikutnya, kandungan styrene sudah mencapai ambang batas yang bisa memunculkan gejala gangguan pada saraf.
Dan saking berbahayanya Styrofoam Dinegara – Negara maju seperti Jepang dan negara Eropa penggunaan Styrofoam untuk pembungkus makanan ini sudah dilarang, sedangkan diCina masih menjadi polemik. Dan anehnya di Indonesia pengemas jenis ini justru mulai ramai digunakan oleh produsen makanan.
Dan di bawah ini adalah bahaya Styrofoam bagi lingkungan kita :
- proses pembuatan Styrofoam dengan cara ditiup memakai gas chlorofluoro carbon (CFC). CFC merupakan senyawa gas yang mampu membuat lubang pada lapisan ozon dan akibatnya adalah terjadi pemanasan global
- Styrofoam butuh waktu yang sangat lama untuk mengurai dengan tanah dan waktu yang dibutuhkan ± 100 tahun, karena itu lah Styrofoam juga dapat menggangu tumbuhnya ekosistem yang berada ditanah dan tanah yang ada pun kurang subur karena adanya Styrofoam akan menggangu tugas para cacing untuk menggemburkan tanah.
- Karena sifat Styrofoam itu ringan dan tidak mudah tenggelam, apabila Styrofoam terbawa arus sungai atau laut maka otomatis Styrofoam akan menjadi sampah dan akan menggangu biota sungai dan laut.
Setelah ditinjau kembali ternyata masalah yang ditimbulkan oleh Styrofoam begitu kompleks, dan saya akan menjabarkan beberapa solusi yang bisa diperbuat, anatra lain :
- Untuk bungkusan makanan sebaiknya menggunakan bungkusan daun seperti daun pisang, daun jati, daun kelapa muda (janur), daun pace, daun waru, daun yang digunakan untuk membungkus buah jagung, lalu kenapa saya sarankan untuk menggunakan daun sebagai bungkusan ? karena dari segi kesehatan daun lebih sehat dan aman ketimbang menggunakan Styrofoam yang mengandung berbagai zat yang berbahaya.
- Untuk menghilangkan syrofoam sebagian orang lebih berpendapat untuk membakarnya saja karena lebih cepat, tetapi bila dikaji lebih dalam lagi ternyata itu bukan solusi karena jika pembakaran yang dilakukan tidak sempurna maka pembakaran tersebut dapat mengeluarkan gas karbon dioksida, gas karbon monoksida, dan gas CFC yang dapat merusak lapisan ozon dan akan menyebabkan pemanasan global. Lalu bagaimana solusi untuk menghilangkan Styrofoam yang lebih efektif ? Ternyata yang mampu menjawab persoalan ini adalah 2 orang siswi yang bernama Trinovia Sulistyo dan Vici Riyani Tedja, dengan temuan mereka, mereka mampu menghilangkan Styrofoam tanpa harus dibakar, dan bagaimana cara mereka melakukannya, dan dibawah ini adalah caranya:
1. mereka menghaluskan kulit jeruk dalam blender dan memerasnya untuk mengeluarkan ekstrak yang mengandung d-limonene.
2. Cairan ekstrak kulit jeruk ini dipakai untuk merendam styrofoam yang sudah dipotong kecil-kecil sepanjang 3 sentimeter. Selama perendaman, potongan styrofoam terus diaduk. "Hasilnya, potongan styrofoam perlahan mengecil sampai akhirnya lumer dan air ekstrak menjadi kental," ujar Adrienne.
3. Pada saat lumer itulah styrofoam aman dibuang dan dapat diurai oleh mikroorganisme tanah atau udara karena sudah berada dalam kondisi molekul rendah. Penggunaan ekstrak kulit jeruk juga tidak menyebabkan polusi bagi lingkungan karena berasal dari sumber alami.
Kedua siswi ini juga mengembangkan cara lain untuk menghancurkan sampah styrofoam, yaitu dengan memakai proses kimiawi. Dalam proses yang disebut sulfonasi ini, styrofoam yang sudah dipotong – potong lalu dicampur dengan klorofom dan asam sulfur. Lalu campuran ini didiamkan selama dua jam dalam suhu 45 derajat Celsius sampai berubah menjadi larutan PSSNa. Lewat proses pemisahan dan netralisasi memakai sodium hidroksida (NaOH), larutan ini akan menghasilkan serbuk polimer setelah dikeringkan. Itulah persoalan yang mampu dijawab oleh siswi bangsa ini, dan kesimpulannya adalah jika kita ingin membeli makanan atau diperhatikan juga kesehatanya, karena kesehatan mahal harganya.
*isi dikutif dari beberapa nara sumber di google
Styrofoam terbuat dari bahan kopolimer styrene yang Berasal dari foamed polysterene (FPS) yang diproses menggunakan Benzena dan pembuatannya ditiup dengan memakai gas chlorofluoro carbon (CFC) dan untuk memperkuat Styrofoam, ditambahkan pula zat butadiene yaitu sejenis karet sintetis, sehingga mampu merubah warna dari putih jernih menjadi putih susu. Agar styrofoam lentur dan awet, ditambahkan pula dengan zat plasticer seperti dioktiptalat (DOP) dan butyl hidroksi tolune (BHT).
Dari pembuatannya pun bisa kita perhatikan bahwa bahan – bahan yang digunakan sangat berbahaya bagi kesehatan kita seperti;
- Styrene berbahaya bagi ibu hamil karena styrene juga bisa berpengaruh pada janin yang dikandungnya
- Dampak jangka panjang dari menumpuknya styrene di dalam tubuh adalah gejala saraf seperti kelelahan,
Dan bahaya – bahaya lain yang ditimbulkan adalah :
- nervous,
- sulit tidur,
- badan menjadi gemetaran,
- menjadi mudah gelisah
- Pada anak akan menyebabkan kanker,
- proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap yang dapat mengganggu pernapasan
- styrene juga menyerang sistem reproduksinya. Kesuburan menurun, bahkan mandul.
- Anak yang terbiasa mengkonsumsi styrene juga bisa kehilangan kreativitas dan pasif.
- Benzena dapat menimbulkan penyakit pada kelenjar tyroid,
- Dibeberapa kasus yang ada, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian.
- jika Benzena masuk kedalam sel - sel darah maka lama- kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. dan akibatnya adalah produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia.
- sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi penyakit.
- Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan.
- Untuk wanita zat ini dapat menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.
Itu adalah sebagian dari bahaya yang ditimbulkan akibat menggunakan Styrofoam, karena jika makanan atau minuman yang panas atau dingin dimasukan kedalam bungkusan Styrofoam otomatis makanan atau minuman yang kita makan akan tercampur dengan bahan – bahan yang ada pada Styrofoam
Dan beberapa survei yang dilakukan terhadap Styrofoam :
Menurut hasil survey yang dilakukan pada tahun 1986 di Amerika, ditemukan 100 persen jaringan lemak orang Amerika mengandung styrene yang berasal dari styrofoam. Bahkan pada penelitian 2 tahun berikutnya, kandungan styrene sudah mencapai ambang batas yang bisa memunculkan gejala gangguan pada saraf.
Dan saking berbahayanya Styrofoam Dinegara – Negara maju seperti Jepang dan negara Eropa penggunaan Styrofoam untuk pembungkus makanan ini sudah dilarang, sedangkan diCina masih menjadi polemik. Dan anehnya di Indonesia pengemas jenis ini justru mulai ramai digunakan oleh produsen makanan.
Dan di bawah ini adalah bahaya Styrofoam bagi lingkungan kita :
- proses pembuatan Styrofoam dengan cara ditiup memakai gas chlorofluoro carbon (CFC). CFC merupakan senyawa gas yang mampu membuat lubang pada lapisan ozon dan akibatnya adalah terjadi pemanasan global
- Styrofoam butuh waktu yang sangat lama untuk mengurai dengan tanah dan waktu yang dibutuhkan ± 100 tahun, karena itu lah Styrofoam juga dapat menggangu tumbuhnya ekosistem yang berada ditanah dan tanah yang ada pun kurang subur karena adanya Styrofoam akan menggangu tugas para cacing untuk menggemburkan tanah.
- Karena sifat Styrofoam itu ringan dan tidak mudah tenggelam, apabila Styrofoam terbawa arus sungai atau laut maka otomatis Styrofoam akan menjadi sampah dan akan menggangu biota sungai dan laut.
Setelah ditinjau kembali ternyata masalah yang ditimbulkan oleh Styrofoam begitu kompleks, dan saya akan menjabarkan beberapa solusi yang bisa diperbuat, anatra lain :
- Untuk bungkusan makanan sebaiknya menggunakan bungkusan daun seperti daun pisang, daun jati, daun kelapa muda (janur), daun pace, daun waru, daun yang digunakan untuk membungkus buah jagung, lalu kenapa saya sarankan untuk menggunakan daun sebagai bungkusan ? karena dari segi kesehatan daun lebih sehat dan aman ketimbang menggunakan Styrofoam yang mengandung berbagai zat yang berbahaya.
- Untuk menghilangkan syrofoam sebagian orang lebih berpendapat untuk membakarnya saja karena lebih cepat, tetapi bila dikaji lebih dalam lagi ternyata itu bukan solusi karena jika pembakaran yang dilakukan tidak sempurna maka pembakaran tersebut dapat mengeluarkan gas karbon dioksida, gas karbon monoksida, dan gas CFC yang dapat merusak lapisan ozon dan akan menyebabkan pemanasan global. Lalu bagaimana solusi untuk menghilangkan Styrofoam yang lebih efektif ? Ternyata yang mampu menjawab persoalan ini adalah 2 orang siswi yang bernama Trinovia Sulistyo dan Vici Riyani Tedja, dengan temuan mereka, mereka mampu menghilangkan Styrofoam tanpa harus dibakar, dan bagaimana cara mereka melakukannya, dan dibawah ini adalah caranya:
1. mereka menghaluskan kulit jeruk dalam blender dan memerasnya untuk mengeluarkan ekstrak yang mengandung d-limonene.
2. Cairan ekstrak kulit jeruk ini dipakai untuk merendam styrofoam yang sudah dipotong kecil-kecil sepanjang 3 sentimeter. Selama perendaman, potongan styrofoam terus diaduk. "Hasilnya, potongan styrofoam perlahan mengecil sampai akhirnya lumer dan air ekstrak menjadi kental," ujar Adrienne.
3. Pada saat lumer itulah styrofoam aman dibuang dan dapat diurai oleh mikroorganisme tanah atau udara karena sudah berada dalam kondisi molekul rendah. Penggunaan ekstrak kulit jeruk juga tidak menyebabkan polusi bagi lingkungan karena berasal dari sumber alami.
Kedua siswi ini juga mengembangkan cara lain untuk menghancurkan sampah styrofoam, yaitu dengan memakai proses kimiawi. Dalam proses yang disebut sulfonasi ini, styrofoam yang sudah dipotong – potong lalu dicampur dengan klorofom dan asam sulfur. Lalu campuran ini didiamkan selama dua jam dalam suhu 45 derajat Celsius sampai berubah menjadi larutan PSSNa. Lewat proses pemisahan dan netralisasi memakai sodium hidroksida (NaOH), larutan ini akan menghasilkan serbuk polimer setelah dikeringkan. Itulah persoalan yang mampu dijawab oleh siswi bangsa ini, dan kesimpulannya adalah jika kita ingin membeli makanan atau diperhatikan juga kesehatanya, karena kesehatan mahal harganya.
*isi dikutif dari beberapa nara sumber di google
0 comments